Benarkah jika tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar anak?
Beberapa pengalaman saya di lapangan bahwa tak selamanya orang tua yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) atau tidak sekolah sama sekali memiliki anak yang prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya anak yang orang tuanya sarja mempunyai prestasi belajar yang tinggi.
Pretasi belajar tidak saja didukung oleh lingkungan keluarga semata, namun juga didukung oleh lingkungan lain yang membuat anak untuk berpacu dalam belajar. Persaingan misalnya, kalau anak menganggap kebodohan sebagai suatu kekalahan maka, dia akan terus mengejar ketertinggalan dalam belajar agar dia bisa bersaing dengan teman-temannya.
Tapi yang kita bahas di sini adalah tingkat pendidikan dan motivasi atau dorongan orang tua terhadap penigkatan prestasi belajar anak, maka kita akan kaji beberapa alasan mengapa sampai tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu poin yang dapat meningkatkan prestasi belajar anak, walaupun ini meurut penulis masih bersifat relatif.
Beberapa pendapat yang penulis temukan di lapangan mengatakan bahwa, orang tua yang berpendidikan tinggi akan mengarahkan anaknya untuk mengikuti jejak orang tuanya. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah tidak dapat mengarahkan anaknya untuk belajar dengan baik. Hal ini didasari pada dorongan orang tua terhadap anaknya dalam belajar tergantung pada pengalaman orang tua terhadap kejadian yang terjadi pada dirinya.
Namun di beberapa tempat lain penulis menemukan orang tua lain yang mengatakan bahwa;
Anak saya akan saya dorong terus untuk belajar agar mempunyai prestasi yang baik, agar suatu saat dia bisa menjadi anak yang berhasil, dan tidak mengikuti yang gagal dalam pendidikan.
Pada dasarnya hal ini sebagaimana telah saya katakan di atas bahwa masih bersifat relatif. Terkadang ada orang tua yang melihat kegagalannya dalam meraih pendidikan tinggi akan memotivasi anaknya untuk terus belajar dan belajar. Sedangkan terkadang juga orang tua yang sudah menganggap dirinya berhasil dalam pendidikan tinggi cuek dengan keadaan anaknya, dia akan beranggapan bahwa anaknya akan mengikuti jejaknya tanpa harus didorong atau dimotivasi terlebih dahulu.
Tags
Pendidikan Keluarga