Pandangan Islam Tentang Etos Kerja (Kerja Keras) - Tekun Ulet dan Teliti

Pandangan Islam Tentang Etos Kerja (Kerja Keras) - Tekun Ulet dan Teliti
Etos kerja dalam pangan Islam merupakan hal yang sangat baik, karena dengan etos kerja, masyarakat akan hidup dalam keadaan sejartera. Tekun, ulet, dan teliti merupakan bagian dari etos kerja, seseorang yang tekun dalam bekerja akan menuai hasilnya dengan baik. Pribadi Rosulullah saw, telah banyak memberikan contoh kepada kita tentang kerja keras, sehingga sebagai pengikutnya kita wajib mengikuti jejaknya sebagai utusan Allah terakhir di atas muka bumi.

Memahami Perilaku Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti


Salah satu kriteria seorang muslim yang baik adalah suka bekerja keras, tekun, ulet, dan teliti. Banyak orang yang memahami Islam dari sudut pandang yang salah dalam perilaku tersebut. Hal ini karena mereka hanya melihat bahwa seorang muslim diajarkan untuk selalu berdoa dan berserah diri kepada Allah. Hal ini seolah-olah bertentangan dengan sikap kerja keras, tekun, ulet, dan teliti. Pemahaman yang seperti ini sangat menyesatkan. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja keras dan berdoa serta berserah diri secara seimbang. Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (Q.S. al-Jumuah: 10)

1. Kerja keras

Seorang muslim dianjurkan untuk selalu berusaha, selalu bekerja keras. Kerja keras dan berdoa serta berserah diri kepada Allah merupakan satu kesatuan. Firman Allah yang artinya: “... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ....” (Q.S. ar-Raad: 11)

Ayat di atas memperlihatkan bahwa bagi seorang muslim kerja keras dan berusaha untuk mencapai kebaikan, memperbaiki tingkat kehidupan, mencari rezeki, adalah kewajiban. Seorang muslim tidak dianjurkan untuk berdiam diri, pasif, atau bermalas-malasan dengan hanya berdoa dan mengharap pertolongan Allah swt. Seorang muslim yang baik adalah mereka yang bekerja keras, berusaha dengan tekun, ulet, dan mengerjakan segala sesuatunya dengan teliti, sambil terus berdoa dan berserah diri kepada Allah.

2. Tekun

Ketekunan seseorang terlihat ketika ia terus melakukan pekerjaannya dan terus berusaha mencapai apa yang dicita-citakannya di saat orang lain mulai enggan melakukannya. Ketekunan berarti berdisiplin diri dalam suatu hal dan terus melakukan usaha langkah demi langkah. Orang yang tekun tidak akan merasa bosan untuk terus berusaha.

Islam mengajarkan ketekunan melalui salat wajib yang harus dikerjakan secara rutin lima waktu setiap hari. Meskipun hasil dari perbuatannya belum dapat dirasakan, tetapi orang yang tekun tetap bekerja dan berusaha. Ia tidak mengharapkan hasil yang instan, tetapi dengan tekun mencapainya dan mengusahakannya sedikit demi sedikit.

Orang yang tekun akan merasakan hasil pekerjaannya ketika telah melewati proses dan waktu yang cukup lama. Saat itulah akan terlihat manfaat dari ketekunannya. Hal ini berbeda dengan orang-orang yang menginginkan hasil secara instan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat ketika di awal bulan Ramadan masjid dipenuhi jamaah Salat Tarawih, tetapi di tengah bulan Ramadan jamaah menipis bahkan tinggal beberapa saf saja. Ini menunjukkan perilaku tekun belum diterapkan dengan baik.

3. Ulet

Sifat ulet mirip dengan tekun. Orang yang tekun selalu mengerjakan pekerjaannya dengan rutin dan teratur, sedangkan orang yang ulet tetap berusaha meskipun menghadapi hambatan dan kesulitan.

Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan atau usaha kita tidak  selalu mudah. Kadang-kadang kita menghadapi kesulitan dan hambatan. Saat itulah dibutuhkan sikap ulet. Orang yang ulet akan terus berusaha meskipun menghadapi kesulitan. Sebaliknya, orang yang tidak ulet akan mudah putus asa atau enggan melanjutkan usaha atau pekerjaannya ketika menghadapi kesulitan dan hambatan. Firman Allah swt. yang artinya: “.... Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Yūsuf: 87)

4. Teliti

Ketelitian sangat diperlukan ketika kamu melakukan pekerjaan. Sebagai contoh, ketika mengerjakan soal ujian, apabila tidak teliti kamu akan melakukan kesalahan yang dapat berakibat fatal. Ketelitian juga diperlukan oleh seorang dokter yang sedang mengoperasi pasien, guru yang sedang mengoreksi pekerjaan muridnya, akuntan yang sedang mengerjakan laporan keuangan, dan sebagainya. Ketelitian diperlukan dalam semua bidang pekerjaan.

Sikap teliti diperintahkan Allah salah satunya dalam menerima berita dari orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Hujurat ayat 6 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Berdasarkan ayat di atas kita diperintahkan untuk bersikap teliti dalam menerima suatu berita. Kita tidak boleh mempercayai berita begitu saja, tetapi harus meneliti kebenarannya terlebih dahulu sebelum bertindak.

Dalam kehidupan sehari-hari kamu mungkin  sering menemukan kasuskasus kesalahan akibat tidak adanya ketelitian. Kasus yang disebabkan karena ketidaktelitian terjadi dalam hal-hal besar misalnya dokter yang meninggalkan alat operasi di dalam tubuh pasien,  hingga hal-hal kecil seperti tertinggalnya bekal ketika hendak bepergian. Dalam semua hal, ketelitian selalu dibutuhkan. Oleh karena itu biasakanlah untuk selalu bersikap teliti.

Meneladani Rasulullah dalam Bekerja Keras, Ulet, Tekun, dan Teliti


Dalam segala amal baik kita dapat meneladani dan mencontoh pribadi Nabi Muhammad saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah al-Ahzab ayat 21 yang artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Dalam perilaku bekerja keras, tekun, ulet, dan teliti kita juga dapat meneladaninya dalam diri Nabi Muhammad saw. Perilaku kerja keras, giat, tekun, ulet, dan teliti telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. sejak beliau masih kecil. Sejak berusia enam tahun beliau sudah bekerja untuk menggembalakan kambing. Beliau melakukan hal itu dengan penuh tanggung jawab. Nabi Muhammad saw. bukanlah seorang yang suka bermalas-malasan atau hanya bermain-main saja sewaktu kecil.

Perilaku kerja keras ini juga diteladankan oleh Nabi Muhammad saw. ketika berdagang. Beliau menempuh perjalanan yang cukup jauh hanya untuk berlatih berdagang bersama pamannya. Menempuh perjalanan dagang di masa itu adalah sebuah pekerjaan yang cukup berat. Di samping bertanggung jawab atas perdagangan, sepanjang perjalanan harus dilalui dengan mengeluarkan banyak tenaga. Iklim gurun pasir dan perjalanan darat dengan onta merupakan tugas berat yang melelahkan. Tetapi, Nabi Muhammad saw. tak pernah mengeluh atas pekerjaan tersebut.

Dalam setiap pekerjaan Nabi Muhammad saw. juga dikenal tekun, ulet, dan teliti. Perilaku ini tampak pada usahanya yang tak pernah kenal lelah dan ketelitiannya dalam menjaga barang dagangan. Sikap-sikap itulah yang membuat semua orang menghormati beliau. Hadijah, sebagai seorang majikan, pun sangat terpesona oleh sikap tersebut.

Perilaku tersebut juga terus diteladankan oleh Nabi Muhammad saw. sepanjang perjalanan hidupnya ketika berdakwah. Untuk menyebarkan Islam Nabi Muhammad saw. rela bekerja keras, menghadapi berbagai hambatan, dan tetap ulet meskipun orang-orang yang mau menerima Islam di awal dakwahnya sangat sedikit. Bahkan, pada 13 tahun pertama dakwahnya, orang yang mau memeluk Islam hanya sedikit. Tetapi, Nabi Muhammad saw. tidak putus asa. Beliau tetap dengan ulet berdakwah. Hasilnya, saat ini Islam telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bayangkan jika saat itu Nabi Muhammad saw. tidak seulet itu, tidak setekun itu berdakwah, bisa jadi saat ini Islam belum menyebar ke Indonesia. Tetapi, alhamdulillah Nabi Muhammad saw. adalah seorang yang memiliki sikap kerja keras dan ulet.

Melatih Sikap Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti


Setelah memahami sikap-sikap terpuji di atas,  seorang muslim hendaknya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan sikap ini akan membawa kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain.

1. Melatih Sikap Kerja Keras

Sikap kerja keras dapat dilatih dalam melakukan aktivitas di sekolah. Seorang siswa yang suka bekerja keras akan selalu belajar dengan giat. Ia tidak akan berhenti mempelajari sesuatu sebelum benar-benar menguasainya.

Sikap suka bekerja keras juga dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan mengerjakan sendiri pekerjaan-pekerjaan di rumah seperti membersihkan kamar, mencuci baju, dan sebagainya. Ketika kamu telah terbiasa bekerja keras di waktu kecil, kelak perilaku kerja keras akan menjadi kebiasaan yang dengan mudah kamu lakukan.

2. Melatih Sikap Tekun

Untuk melatih ketekunan, kamu dapat melakukannya melalui ibadah secara rutin maupun dengan belajar secara teratur. Berusahalah untuk secara konsisten mengerjakan hal-hal tersebut meskipun belum menunjukkan hasil atau orang lain tidak lagi mengerjakannya.

3. Melatih Sikap Ulet

Untuk melatih keuletan, kamu dapat berlatih mengerjakan hal-hal yang di dalamnya terdapat kesulitan yang biasanya menghentikanmu. Sebagai contoh, dalam pelajaran tertentu misalnya bahasa Inggris kamu merasa banyak mengalami kesulitan sehingga kamu justru menjadi enggan mempelajarinya. Mulai saat ini, pelajarilah dengan ulet. Temukan kesulitan-kesulitan tersebut dan atasilah satu persatu. Kamu dapat meminta bantuan guru, teman, atau kakak untuk memecahkan masalah dan kesulitan belajar tersebut. Jika kamu terus belajar dengan ulet, satu persatu kesulitan tersebut akan teratasi dan dengan sendirinya kamu menjadi lebih mahir berbahasa Inggris.

4. Melatih Sikap Teliti

Perilaku teliti dapat kamu latih dan kamu biasakan sejak dini. Cara melatih ketelitian adalah dengan mempraktikkannya dalam semua hal yang kamu pelajari. Mulailah dengan hal-hal kecil. Misalnya dengan mengerjakan soal latihan, dengan mengecek perlengkapan sekolah sebelum berangkat, dan sebagainya.

Keempat sikap di atas merupakan satu kesatuan. Apabila keempat sikap tersebut diterapkan, maka apa yang menjadi target seseorang akan lebih mudah tercapai. Ia tidak akan berhenti berusaha, tidak putus asa ketika menghadapi hambatan dan kesulitan, terus-menerus berusaha, tidak melakukan kesalahan dan kecerobohan dalam bekerja. Dengan sendirinya, ia akan lebih mudah mencapai kemajuan.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama