Pendidikan dan pembelajaran meruapakan dua hal yang saling terikat dan saling berhubungan erat. Dalam pendidikan terdapat pembelajaran. Lalu apa pengertian pembelajaran? dan bagaimana kematangan dalam belajar?
1. Pengertian Pembelajaran
Berbeda dengan konsep mengajar, pembelajaran didefinisikan sebagai proses mendesain sistem lingkungan yang kondusif sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Lingkungan yang dimaksudkan adalah sebuah lingkungan fisik dan psikologis yang benar-benar bebas dari tekanan sehingga memungkinkan peserta didik secara mandiri bisa mengembangkan kemampuan penalaran, keterampilan dan afeksinya secara fungsional. Konsep pembelajaran merupakan aplikasi psikologi humanistik yang menghargai potensi setiap individu bahwa mereka terlahir dan tumbuh dengan berbagai talenta /kemampuan.
Tugas guru adalah mencuatkan potensi itu dengan menciptakan pra kondisi yang menantang, memberi motivasi dan animasi agar peserta didik mampu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan bakat-bakat yang telah dimilikinya. Pada tataran itu dalam proses pembelajaran, terjadi reduksi peran guru. Peran guru sebagai pemegang otoritas tunggal proses belajar mengajar mengalami redefinisi.
Lewat proses pembelajaran, terjadi transformasi dari peran guru sebagai pemberi tahu kepada pemacu aksi dan kreasi peserta didik. Tugas guru adalah menciptakan sistem lingkungan pembelajaran yang kondusif sehingga membantu peserta didik menemukan potensi dirinya dan menemukan bagaimana cara belajar yang efektif.
Peserta didik dalam konteks pembelajaran dihargai sebagai pribadi yang aktif, kreatif, inovatif. Mereka diposisikan sebagai pebelajar yang terus menjelajah; menalar, mencari dan menemukan serta memecahkan teka-teki ilmu pengetahuan, misteri kejadian alam dengan seluruh realitasnya.
2. Kematangan dan Belajar
Setiap aktivitas pembelajaran akan dihadapkan pada dua aspek yang paling elementer pada peserta didik, yakni aspek kematangan (maturation) dan aspek belajar (learning). Kematangan adalah hasil perkembangan dari sifat-sifat individu yang berbeda dan telah terbentuk sejak masa konsepsi. Setiap anak terlahir dengan kelebihan potensi, bakat, sikap dan kebiasaan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Ada anak yang terlahir dengan bakat nyanyi, menari, berbicara, melucu dan sebagainya. Semua kelebihan tersebut diwariskan secara genetis.
Belajar adalah proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu baik secara internal maupun eksternal. Perubahan itu terjadi dalam berbagai perspektif, misalnya pada pandangan hidup, perilaku, persepsi, motivasi atau pun gabungan dari unsur-unsur tadi secara simultan.Proses belajar selalu terjadi secara sistemik pada disposisi perilaku individu yang belajar. Perubahan itu terjadi sebagai dampak atas pengalaman yang ditemukan dalam adaptasi peserta didik dengan lingkungan belajarnya. Totalitas tindakan belajar merupakan suatu mata rantai yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Para ahli psikologi mengklasifikasinya menjadi 8 (delapan) rangkaian. antara lain: 1) motivasi, 2) pemahaman, 3) penerimaan atau aquasition, 4) penyimpanan atau retensi, 5) mengingat atau recall, 6) menyimpulkan atau menggeneralisasi, 7) penampilan atau performance dan 8) umpan balik atau feedback.
Mengajar adalah proses transformasi pengetahuan, keterampilan dan nilai budaya kepada peserta didik. Terminologi mengajar menjadikan guru sebagai penentu keberhasilan belajar peserta didik. Guru adalah sentrum dari seluruh proses dan peserta didik cenderung pasif sebagai pribadi bahkan abdi yang diam menerima instruksi guru. Terminologi mengajar dengan demikian, memiliki konotasi negatif karena memposisikan peserta didik sebagai bejana kosong yang siap diisi air oleh guru. Guru dianggap tau banyak tentang hal ikhwal ilmu pengetahuan.
Maka, dalam aktivitas mengajar, guru adalah subjek sedangkan peserta didik hanyalah obyek semata. Seorang guru berperan sebagai agen tunggal proses belajar mengajar dengan tugas pokok sebagai designer, manejer dan evaluator program pengajaran. (Patris Rahabav)