Di masanya Imam Abu Hanifah memiliki ribuan siswa. Diantaranya yaitu Imam Abu Yusuf, Imam Muhummad dan Ibn Mubarak yang merupakan murid Imam Abu Hanifah paling terkenal. Imam Abu Hanifah memiliki 40 murid yang tinggal dan belajar di sekolah yang beliau bangung. Dia dilaporkan bahwa telah berbicara mengenai 83.000 masalah hukum dalam Islam.
Mereka biasanya berbicara mengenai masalah-masalah baru yang timbul langsung dari dalam masyarakat ditinjau dari sudut pandang Islam. Masalah yang mereka kaji itu bisa sampai berbulan-bulan hingga mencapai suatu kesepakatan hukum.
Mereka biasa berijtihad terkait dengan suatu masalah dan kemudian melakukan suatu fatwa yang bisa digunakan sebagai landasan. Fiqh Imam Abu Hanifah kompatibel dan berlaku untuk zaman modern.
28 siswa Imam Abu Hanifah menjadi hakim di berbagai kota dan provinsi dan 8 menjadi imam, yang mampu menyampaikan keputusan hukum sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
40 siswa Imam Abu Hanifah dan Ulama Pendiri Mazhab Hanafi adalah sebagai berikut:
Imam Zufar (Lulus 158 H)
Imam Malik bin Mighwal (Lulus 159 H)
Imam Dawood Taa’ee (Lulus 160 H)
Imam Mandil bin Ali (Lulus 168 H)
Imam Nadhar bin Abdul Kareem (Lulus 169 H)
Imam Amr bin Maymoon (Lulus 171 H)
Imam Hiban bin Ali (Lulus 173 H)
Imam Abu Ismah (Lulus 173 H)
Imam Zuhayr bin Mu’aawiyah (Lulus 173 H)
Imam Qaasim bin Ma’n (Lulus 175 H)
Imam Hammad bin Abi Hanifah (Lulus 176 H)
Imam Hayyaaj bin Bistaam (Lulus 177 H)
Imam Shareek bin Abdullah (Lulus 178 H)
Imam Aafiyah bin Yazeed (Lulus 180 H)
Imam Abdullah ibn Mubarak (Lulus 181 H)
Imam Abu Yusuf (Lulus 182 H)
Imam Muhammad bin Nuh (Lulus 182 H)
Imam Hushaym bin Basheer Sulami (Lulus 183 H)
Imam Abu Sa’eed Yahya bin Zakariyyah (Lulus 184 H)
Imam Fudhayl bin Iyaadh (Lulus 187 H)
Imam Asad bin Amr (Lulus 188 H)
Imam Muhammad bin Hasan as Shaybani (Lulus 189 H)
Imam Ali bin Mis’ar (Lulus 189 H)
Imam Yusuf bin Khalid (Lulus 189 H)
Imam Abdullah bin Idrees (Lulus 192 H)
Imam Fadhl bin Moosa (Lulus 192 H)
Imam Ali bin Tibyaan (Lulus 192 H)
Imam Hafs bin Ghiyaath (Lulus 194 H)
Imam Wakee bin Jarrah (Lulus 197 H)
Imam Hisham bin Yusuf (Lulus 197 H)
Imam Yahya bin Sa’eed al Qattan (Lulus 198 H)
Imam Shu’ayb bin Ishaq (Lulus 198 H)
Imam Abu Mutee Balkhi (Lulus 199 H)
Imam Abu Hafs bin Abdur Rahmaan (Lulus 199 H)
Imam Khalid bin Sulayman (Lulus 199 H)
Imam Abdul Hameed (Lulus 203 H)
Imam Hasan bin Ziyaad (Lulus 204 H)
Imam Abu Aasim Nabeel (Lulus 212 H)
Imam Makki bin Ibraheem (Lulus 215 H)
Imam Hammad bin Daleel (Lulus 215 H)
Demikianlah 40 Murid Imam Abu Hanifah yang Agung dan terhosohor. Dari murid-murid Imam Abu Hanifah inilah kemudian tersebar pemikiran fiqih Imam Abu Hanifah yang digunakan oleh sebagian besar umat Islam di Dunia, termasuk di Indonesia. Semoga Allah merahmati mereka semua.
Mereka biasanya berbicara mengenai masalah-masalah baru yang timbul langsung dari dalam masyarakat ditinjau dari sudut pandang Islam. Masalah yang mereka kaji itu bisa sampai berbulan-bulan hingga mencapai suatu kesepakatan hukum.
Mereka biasa berijtihad terkait dengan suatu masalah dan kemudian melakukan suatu fatwa yang bisa digunakan sebagai landasan. Fiqh Imam Abu Hanifah kompatibel dan berlaku untuk zaman modern.
28 siswa Imam Abu Hanifah menjadi hakim di berbagai kota dan provinsi dan 8 menjadi imam, yang mampu menyampaikan keputusan hukum sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
40 siswa Imam Abu Hanifah dan Ulama Pendiri Mazhab Hanafi adalah sebagai berikut:
Imam Zufar (Lulus 158 H)
Imam Malik bin Mighwal (Lulus 159 H)
Imam Dawood Taa’ee (Lulus 160 H)
Imam Mandil bin Ali (Lulus 168 H)
Imam Nadhar bin Abdul Kareem (Lulus 169 H)
Imam Amr bin Maymoon (Lulus 171 H)
Imam Hiban bin Ali (Lulus 173 H)
Imam Abu Ismah (Lulus 173 H)
Imam Zuhayr bin Mu’aawiyah (Lulus 173 H)
Imam Qaasim bin Ma’n (Lulus 175 H)
Imam Hammad bin Abi Hanifah (Lulus 176 H)
Imam Hayyaaj bin Bistaam (Lulus 177 H)
Imam Shareek bin Abdullah (Lulus 178 H)
Imam Aafiyah bin Yazeed (Lulus 180 H)
Imam Abdullah ibn Mubarak (Lulus 181 H)
Imam Abu Yusuf (Lulus 182 H)
Imam Muhammad bin Nuh (Lulus 182 H)
Imam Hushaym bin Basheer Sulami (Lulus 183 H)
Imam Abu Sa’eed Yahya bin Zakariyyah (Lulus 184 H)
Imam Fudhayl bin Iyaadh (Lulus 187 H)
Imam Asad bin Amr (Lulus 188 H)
Imam Muhammad bin Hasan as Shaybani (Lulus 189 H)
Imam Ali bin Mis’ar (Lulus 189 H)
Imam Yusuf bin Khalid (Lulus 189 H)
Imam Abdullah bin Idrees (Lulus 192 H)
Imam Fadhl bin Moosa (Lulus 192 H)
Imam Ali bin Tibyaan (Lulus 192 H)
Imam Hafs bin Ghiyaath (Lulus 194 H)
Imam Wakee bin Jarrah (Lulus 197 H)
Imam Hisham bin Yusuf (Lulus 197 H)
Imam Yahya bin Sa’eed al Qattan (Lulus 198 H)
Imam Shu’ayb bin Ishaq (Lulus 198 H)
Imam Abu Mutee Balkhi (Lulus 199 H)
Imam Abu Hafs bin Abdur Rahmaan (Lulus 199 H)
Imam Khalid bin Sulayman (Lulus 199 H)
Imam Abdul Hameed (Lulus 203 H)
Imam Hasan bin Ziyaad (Lulus 204 H)
Imam Abu Aasim Nabeel (Lulus 212 H)
Imam Makki bin Ibraheem (Lulus 215 H)
Imam Hammad bin Daleel (Lulus 215 H)
Demikianlah 40 Murid Imam Abu Hanifah yang Agung dan terhosohor. Dari murid-murid Imam Abu Hanifah inilah kemudian tersebar pemikiran fiqih Imam Abu Hanifah yang digunakan oleh sebagian besar umat Islam di Dunia, termasuk di Indonesia. Semoga Allah merahmati mereka semua.