Tips membangun keluarga harmonis menurut Islam sebagaimana firman Allah swt yang artinya; “Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memberikan keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kasih sayang. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (Q.S. An-nisa:1)
Membaca dari arti firman Allah di atas, makin jelas bila keluarga terbentuk dari sepasang suami dan istri lalu anak-anak yang dilahirkan ke dunia. Merujuk pada judul artikel ini yakni membangun keluarga harmonis menurut Islam bahwa ini tentang kebahagiaan yang ingin dicapai seseorang dalam membina sebuah hubungan.
Keluarga yang harmonis itu seirama dalam perjalanan rumahtangganya, antara suami dan istri masing-masing mengerti akan tugas dan kewajibannya. Suami bertugas sebagai imam yang memimpin keluarga, di pundaknya beban tanggung-jawab sebagai kepala keluarga diemban, maka mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan anak istrinya di rumah sudah menjadi kewajibannya. Sedangkan istri bertugas mendampingi suami mengurus keperluannya, mengatur keperluan keluarga dan menaati perintah suami menjadi kewajibannya. Jika semua ini dikerjakan dengan hati ikhlas semata-mata untuk beribadah kepada Allah maka tak perlu lagi ada yang merasa dimanfaatkan dan dicurangi.
Keluarga harmonis berarti juga ada anak-anak yang shaleh shalehah taat dan paham agamanya, takzim dan menuruti nasihat orangtuanya, tidak bengal dan nakal, tidak membuat ulah yang berujung mempermalukan keluarganya. Semua terjadi sebab masing-masing suami istri menyadari penuh tanggung-jawabnya sebagai orang tua. Sebagai ayah yang bertugas melindungi dan menjaga kepentingan sang anak juga berkewajiban mencari nafkah. Sedang istri bertugas merawat dan mendidik anak-anak di rumah, berkewajiban menjaga kehormatan suami dan melindungi anak-anaknya. Bila semua tercipta dengan baik, pasti keluarga harmonis akan didapatkan. Oleh sebab itu sebagai orangtua, sudah selayaknya memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya di rumah.
Mempunyai pekerjaan yang barokah dan tidak jauh dari rumah, adalah dambaan semua orang bila telah berkerluarga. Ini akan membuat hati tentaram serta damai. Tidak perlu pergi jauh, rejeki sudah datang dengan sendirinya di rumah, dengan begitu keadaan rumah masih bisa terus diperhatikan tidak diabaikan. Sebab faktanya banyak keluarga terberai gara-gara suami pergi jauh meninggalkan anak istri di rumah sebab berkerja.
Keluarga harmonis menurut Islam itu: suami yang pandai menjaga kesetiaannya kepada istri, mampu menahan dirinya untuk tidak terjerumus ke hal-hal yang berbau maksiyat, yang jika ia melakukannya tidak hanya mendapat azab dari Allah, tapi juga melukai perasaan itrinya di rumah yang selalu merawat menemaninya di kala hidup susah. Mampu menghargai pengabdian serta pengorabanan seorang istri. Sedangkan istri juga pintar melindungi kehormatan dan harga dirinya sebagai istri sekaligus wanita yang telah berumahtangga. Tidak merendahkan diri dengan pria yang bukan mahromnya, saat suami sedang pergi jauh mencari ma’isah buat keluarganya di rumah. Ketika semua menyadari hak dan tanggung-jawabnya, maka keluarga harmonis menurut Islam bukanlah mimpi. Semua dikerjakan atas dasar ibadah.
Membaca dari arti firman Allah di atas, makin jelas bila keluarga terbentuk dari sepasang suami dan istri lalu anak-anak yang dilahirkan ke dunia. Merujuk pada judul artikel ini yakni membangun keluarga harmonis menurut Islam bahwa ini tentang kebahagiaan yang ingin dicapai seseorang dalam membina sebuah hubungan.
1. Mengerti Tugas Dan Kewajiban Antara Suami Dan Istri
Keluarga yang harmonis itu seirama dalam perjalanan rumahtangganya, antara suami dan istri masing-masing mengerti akan tugas dan kewajibannya. Suami bertugas sebagai imam yang memimpin keluarga, di pundaknya beban tanggung-jawab sebagai kepala keluarga diemban, maka mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan anak istrinya di rumah sudah menjadi kewajibannya. Sedangkan istri bertugas mendampingi suami mengurus keperluannya, mengatur keperluan keluarga dan menaati perintah suami menjadi kewajibannya. Jika semua ini dikerjakan dengan hati ikhlas semata-mata untuk beribadah kepada Allah maka tak perlu lagi ada yang merasa dimanfaatkan dan dicurangi.
2. Masing-masing Suami Istri Menyadari Tanggung-jawabnya Sebagai Orang Tua
Keluarga harmonis berarti juga ada anak-anak yang shaleh shalehah taat dan paham agamanya, takzim dan menuruti nasihat orangtuanya, tidak bengal dan nakal, tidak membuat ulah yang berujung mempermalukan keluarganya. Semua terjadi sebab masing-masing suami istri menyadari penuh tanggung-jawabnya sebagai orang tua. Sebagai ayah yang bertugas melindungi dan menjaga kepentingan sang anak juga berkewajiban mencari nafkah. Sedang istri bertugas merawat dan mendidik anak-anak di rumah, berkewajiban menjaga kehormatan suami dan melindungi anak-anaknya. Bila semua tercipta dengan baik, pasti keluarga harmonis akan didapatkan. Oleh sebab itu sebagai orangtua, sudah selayaknya memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya di rumah.
3. Mempunyai Pekerjaan Yang Barokah Dan Tidak Jauh Dari Rumah
Mempunyai pekerjaan yang barokah dan tidak jauh dari rumah, adalah dambaan semua orang bila telah berkerluarga. Ini akan membuat hati tentaram serta damai. Tidak perlu pergi jauh, rejeki sudah datang dengan sendirinya di rumah, dengan begitu keadaan rumah masih bisa terus diperhatikan tidak diabaikan. Sebab faktanya banyak keluarga terberai gara-gara suami pergi jauh meninggalkan anak istri di rumah sebab berkerja.
4. Suami Yang Pandai Menjaga Kesetiaannya Dan Istri Yang Pintar Melindungi Kehormatannya
Keluarga harmonis menurut Islam itu: suami yang pandai menjaga kesetiaannya kepada istri, mampu menahan dirinya untuk tidak terjerumus ke hal-hal yang berbau maksiyat, yang jika ia melakukannya tidak hanya mendapat azab dari Allah, tapi juga melukai perasaan itrinya di rumah yang selalu merawat menemaninya di kala hidup susah. Mampu menghargai pengabdian serta pengorabanan seorang istri. Sedangkan istri juga pintar melindungi kehormatan dan harga dirinya sebagai istri sekaligus wanita yang telah berumahtangga. Tidak merendahkan diri dengan pria yang bukan mahromnya, saat suami sedang pergi jauh mencari ma’isah buat keluarganya di rumah. Ketika semua menyadari hak dan tanggung-jawabnya, maka keluarga harmonis menurut Islam bukanlah mimpi. Semua dikerjakan atas dasar ibadah.