Mati Suri dalam Pandangan Islam

Mati Suri dalam Pandangan Islam
Mati suri merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang dapat kita jumapi dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun secara explisit mati suri tidak dibahas dalam islam, termasuk di dalamnya ayat Al-Quran yang menjelaskannya, namun ayat Al-Quran yang merupakan kita suci universal dapat digali makna-makna yang terkandung di dalamnya kemudian ditafsirkan oleh para mufassir.

Mati suru merupakan kondiri dimana seseorang dikira sudah meninggal dunia tetapi sebenarnya belum. Dalam dunia medis kondisi ini disebut sebagai near death experience (NDE).

Sudah banyak pengalaman dan kesaksian orang yang pernah mengalami kejadian mati suri, sehingga mereka menjadi tahu bagaimana alam gaib itu selama mati suri tersebut. Ada kisah yang pernah dialami oleh seseorang, katakanlah Namanya Iwan, di saat berada dalam keadaan kritis, dia dibawa oleh dua orang yang menggunakan paikaian serba putih.

Dia kemudian terbang menuju pada suatu pintu, namun saat akan memasukinya, ada penjaga pintu yang mengatakan bahwa sebenarnya belum saatnya dia masuk ke dalam melalui pintu itu. Masih ada keluarga dan orang-orang yang berada di sekitarnta yang membutuhkan dirinta. Setelah mendapatkan penjelasan itu, kedua orang yang berbaju putih itu mengembalikan ruhnya menuju jasad yang terbaring kaku, yaitu dirinya sendiri.

Kisah di atas hanya satu diantara begitu banyak kisah orang yang telah melalui kejadian mati suri. Kesaksian dari orang yang pernah mati suri tidak dapat dihitung jumlah sebenarnya, karena begitu banyak orang yang telah mengalami hal-hal semacam itu dalam kehidupan nyata di dunia ini.

Orang lain mengira bahwa dirinya telah meninggal, bahkan keluarganya sudah mempersiapkan upacara kematian dan pemakaman, namun ternyata nyawanya kembali lagi dan hidup seperti sedia kala. Sering orang yang hidup kembali dari mati suri ini menceritakan kembali pengalamannya selama berada di alam gaib.

Lalu bagaimana pandangan Islam terkait dengan mati suri ini?

Mati Suri dalam Pandangan Islam


Secara eksplisit ayat al-Quran tidak menjelaskan mati suri secara gamblang, namun ada beberapa ayat al-Quran secara implisit menjelaskan tentang keadaan mati suri ini. Salah satu ayat tersebut bisa ditemukan dalam surat Az-Zumar ayat 42 sebagai berikut.

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ

Terjemahannya: Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia (Allah) melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar: 42)

Terdapat beberapa ahli yang berpandangan bahwa kalimat “Dia (Allah) melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan” merupakan kalimat yang menunjukkan pada kejadian mati suri. Ada juga yang berpandangan bahwa sebenarnya ayat itu menunjukkan pada orang yang sedang tidur kemudian bermimpi, sehingga mimpi itu bisa membawa manusia melayang-layang kemana-man.

Pada dasarnya mati suri bukanlah mati yang sebenarnya, karena orang yang mengalami hal tersebut hanya mendekati pintu kematian ketika pintu tersebut terbuka. Di dalam salah satu hadis Qudsi yang menjelaskan bahwa, kematian itu merupakan pintu penghubung antara alam dunia dan alam akhirat. Setiap orang yang meninggal akan melewati pintu tersebut, sedangkan kehidupan merupakan kondisi dimana jasad dan roh masih melekat bersama.

Dalam al-Quran ada penjelasan bahwa mati suri itu hanya salah satu ujung roh yang terlepas, sedangkan ujung roh lainnya masih terikat sehingga dia masih hidup. Itulah sebabnya dia dapat kembali hidup normal. Jadi mati suri ini agak mirip dengan orang yang sedang tidur.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, dalam konsep Islam, ruh itu ibarat tali yang memiliki dua ujung yang terikat pada jasad masnusia. Apabila salah satu ujung itu terlepas dari tubuh manusia maka, memungkinkan manusia untuk berada dalam kondiri mati suri, bermimpi, dan sebagainya.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama