Shalat Tahajud merupakan salah satu shalat di malam hari yang sangat disunnahkan oleh Rasulullah kepada umatnya, karena beribadah di shalat malam selain mendapatkan banyak manfaat juga dapat menjadikan seorang hamba lebih bertaqwa kepada Allah. Lalu apa sebenarnya shalat tahajud itu? Dan bagaimana tata cara pelaksanaannya sesuai ketentuan Islam? Berikut ini Ulasannya.
Mengenai pengertian tahajud, ada yang mengatakan: “Hajadar rajul”, jika dia tidur pada malam hari. “wa hajada” jika dia shalat pada malam hari. Sedangkan al-mutahajjid adalah orang yang bangun tidur untuk mengerjakan shalat. Dengan demikian, maka Shalat sunat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rakaat shalat tahajud minimal dua rakaat hingga tidak terbatas.
Hukum shalat tahajud adalah sunnnah mu’akkadah. Hal ini ditetapkan melalui al-Qur’an, dan as-Sunnah, maupun ijma’ ulama. Allah berfirman dalam rangka menyifati hamba-hamba rabb yang maha pengasih:
Terjemahannya: Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Q.S. Al-furqan: 64)
Allah Ta’ala berfirman berkenaan dengan orang-orang yang beriman dengan sempurna:
Terjemahannya: (16) Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. (17) Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (Q.S. As-Sajdah: 16-17)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda tentang keutamaan shalat tahajud yang artinya; “sebaik-baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah, Muharram,dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam”(HR.Muslim).
Semua kaum muslimin juga telah ber ijma’ bahwa hukum shalat tahajud adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang di tekankan.
Waktu paling utama untuk melaksanakan shalat tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir. sebab Allah turun ke langit dunia pada waktu tersebut. sebagaimana diriwayatkan oleh Abu hurairah dalam kitab shahihn bukhari dan muslim.
Disebutkan dalam shahih muslim dari jalur Hafshah dan Abu mu’awiyah, dari a’masy, dari Abu sufyan, dari jabir, dia berkata Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang khawatir tidak dapat melaksanakan shalat lail pada akhir malam maka hendaklah ia berwitir pada awalnya.dan barang siapa yang merasa yakin dapat melaksanakannya baginya shalat witir pada akhir malam.karena sesungguhnya shalat pada akhir malam disaksikan”(HR. Muslim)
Sedang Abu mu’awiyah mengatakan: “dihadiri”
Maka barang siapa lebih suka mengerjakan shalat malam pada awal maupun pertengahan malam, hal tersebut tidaklah terlarang karena hal itu adalah kebaikan. Tetapi paling utama jika dilaksanakan pada akhir malam. Sesuai amalan Rasullah Shallallahu alaihi wasallam secara kontinyu. Disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Aisyah dia berkata yang artinya:
“Setiap malam Rasulullah mengerjakan witir yang berakhir pada waktu sahur”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim dari Aisyah dia berkata yang artinya;
"Setiap malam Rasulullah mengerjakan witir pada awal malam, pada pertengahan malam dan pada akhir malam dan witirnya selesai pada waktu sahur”(HR. Muslim)
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa waktu pelaksanaan shalat malam dan shalat witir adalah sesudah isya’. sekalipun shalat isya’ dijamak taqdim dengah shalat maghrib ataupun dijamak ta’khir pada pertengahan malam. adapun shalat malam dan shalat witir sebelum isya’, itu tidak sah menurut pendapat yang rajih.
Mengenai pembagian sepertiga malam dimulai setelah shalat Isya atau sekitar pukul 19:00 sampai pukul 22:00, sepertiga malam yang kedua mulai dari pukul 22:00 sampai dengan 01:00 dan sepertiga malam yang terakhir muali dari pukul 01:00 sampai dengan waktu subuh.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwasallam pernah tidak melaksanakan shalat tahajud pada malam hari dikarenakan beliau salallahu ‘alaihiwasallam ketiduran dan beliau shalallahu ‘alaihiwasallam melaksanankannya di siang hari sebagaimana hadits yang artinya:
“Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Apabila Rasulullah ketiduran atau kurang sehat untuk melaksanankan shalat lail. Maka beliau shalat pada siang hari dengan duabelas rakaat”(HR. Muslim)
Tetapi, melaksanakan shalat tahajud pada siang hari karena tertinggal dimalam harinya hanya di khususkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam saja dikarenakan shalat malam hukumnya wajib bagi beliau shallahu ‘alaihiwasallam dan sunnah muakkadah bagi umatnya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah melaksanakan shalat malam lebih dari sebelas rakaat baik pada bulan ramadhan atau di bulan lainnya sebagaimana disebutkan dalam shahih bukhari,muslim maupun kitab hadits lainnya.
Dari jalur Malik dari Said bin Abu said al-maqbari, dari Abu salamah bin Abdurrahman: sesungguhnya dia (Abu Salamah) memberitahukan kepada Abu Said,ia bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anha bagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam mengerjakan shalat lail? Aisyah menjawab:
"Rasulullah tidak pernah melaksanakan shalat malam lebih dari sebelas rakaat. Baik di bulan ramadhan ataupun di bulan lainnya. Beliau shalat empat rakaat jangan tanyakan bagus serta panjangnya shalat beliau,kemudian beliau shalat tiga rakaat”.(HR. Bukhari dan muslim)
Sebagian ulama berpendapat bolehnya menambah shalat lail lebih dari sebelas rakaat. barang siapa yang mengerjakan shalat lail dua puluh rakaat atau duapuluh tiga rakaat atau lebih dari itu sah saja. niscaya dia tetap mendapat pahala. Al-imam Ibnu Abdil Barr menyebutkan adanya ijma’ ulama dalam masalah ini. Beliau berkata:
"Ulama telah sepakat tentang tidak adanya batasan dalam jumlah rakaat ataupun lama dalam pelaksanaan shalat lail.ia termasuk ibadah nafilah, barang siapa yang ingin memperlama pelaksanaanya dengan jumlah rakaat yang sedikit ataupun memperbanyak rukuk dan sujud di dalamnya,maka hal itu tergantung padanya.”
Tetapi memilih pendapat yang rajih dan mengerjakan yang lebih utama merupakan tuntutan syar’i. sebagaimana telah terang tuntunan Rasulullahshalallahu ‘alaihiwasallam secara kontinyu hingga akhir hayat beliau.lalu diikuti oleh para sahabat yaitu mengerjakan shalat lail sebelas rakaat di bulan Ramadhan ataupun di bulan lainnya.
Dan tidaklah benar jika terdapat salah seorang sahabat yang membedakan jumlah rakaat shalat lail pada awal dan akhir bulan ramadhan seperti kebiasaan sebagian masyarakat sekarang. Para sahabat mengerjakan shalat lail dengan sebelas rakaat sepanjang hidup mereka.Bahkan di penghujung bulan ramadhan mereka semakin giat meningkatkan kualitas shalatnya bukan kuantitasnya.
Pada dasarnya, gerakan atau tata cara sholat tahajud pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain.
Niat shalat tahajud dapat dilakukan di dalam hati atau juga dapat dilafalkan. Niat shalat tahajud adalah “Ushallii sunnatat-tahajudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”. Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”
Melakukan sholat sunnah tahajud, kemudian melakukan gerakan sholat seperti biasa mulai dari takbir hingga salam. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 rakaat (setiap 2 rakaat salam). Pada rakaat pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjjutkan dengan surah lainnya. Pada rokaat kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.
Adapun surat yang disunnahkan dibaca dalam shalat Tahajud setelah membaca surat al-fatihah adalah adalah; 1) Pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah, membaca Surat Al-Baqarah ayat 284-286. 2) Pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah, membaca surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Numun juka belum hafal surat-surat tersebut, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.
Setelah selesai mengerjakan shalat Tahajud, perbanyaklah membaca istigfar dan dzikir kepada Allah SWT serta memohon kepada-Nya, kemudian membaca doa sesuai keinginan kita.
Doa Setelah Shalat Tahajud
Apabila Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat Tahajud, lalu berdoa seperti berikut:
Artinya: “Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembahkecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.
Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini:
1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, "Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan."
4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.
Demikianlah postingan kali ini tentang Panduan Lengkap Tata Cara Melaksanakan Shalat Tahajud, semoga bermanfaat.
Mengenai pengertian tahajud, ada yang mengatakan: “Hajadar rajul”, jika dia tidur pada malam hari. “wa hajada” jika dia shalat pada malam hari. Sedangkan al-mutahajjid adalah orang yang bangun tidur untuk mengerjakan shalat. Dengan demikian, maka Shalat sunat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rakaat shalat tahajud minimal dua rakaat hingga tidak terbatas.
Hukum Shalat Tahajud
Hukum shalat tahajud adalah sunnnah mu’akkadah. Hal ini ditetapkan melalui al-Qur’an, dan as-Sunnah, maupun ijma’ ulama. Allah berfirman dalam rangka menyifati hamba-hamba rabb yang maha pengasih:
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمۡ سُجَّدٗا وَقِيَٰمٗا
Terjemahannya: Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Q.S. Al-furqan: 64)
Allah Ta’ala berfirman berkenaan dengan orang-orang yang beriman dengan sempurna:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمۡ عَنِ ٱلۡمَضَاجِعِ يَدۡعُونَ رَبَّهُمۡ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ١٦ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٧
Terjemahannya: (16) Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. (17) Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (Q.S. As-Sajdah: 16-17)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda tentang keutamaan shalat tahajud yang artinya; “sebaik-baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah, Muharram,dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam”(HR.Muslim).
Semua kaum muslimin juga telah ber ijma’ bahwa hukum shalat tahajud adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang di tekankan.
Waktu Melaksanakah Shalat Tahajud
Waktu paling utama untuk melaksanakan shalat tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir. sebab Allah turun ke langit dunia pada waktu tersebut. sebagaimana diriwayatkan oleh Abu hurairah dalam kitab shahihn bukhari dan muslim.
Disebutkan dalam shahih muslim dari jalur Hafshah dan Abu mu’awiyah, dari a’masy, dari Abu sufyan, dari jabir, dia berkata Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang khawatir tidak dapat melaksanakan shalat lail pada akhir malam maka hendaklah ia berwitir pada awalnya.dan barang siapa yang merasa yakin dapat melaksanakannya baginya shalat witir pada akhir malam.karena sesungguhnya shalat pada akhir malam disaksikan”(HR. Muslim)
Sedang Abu mu’awiyah mengatakan: “dihadiri”
Maka barang siapa lebih suka mengerjakan shalat malam pada awal maupun pertengahan malam, hal tersebut tidaklah terlarang karena hal itu adalah kebaikan. Tetapi paling utama jika dilaksanakan pada akhir malam. Sesuai amalan Rasullah Shallallahu alaihi wasallam secara kontinyu. Disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Aisyah dia berkata yang artinya:
“Setiap malam Rasulullah mengerjakan witir yang berakhir pada waktu sahur”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim dari Aisyah dia berkata yang artinya;
"Setiap malam Rasulullah mengerjakan witir pada awal malam, pada pertengahan malam dan pada akhir malam dan witirnya selesai pada waktu sahur”(HR. Muslim)
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa waktu pelaksanaan shalat malam dan shalat witir adalah sesudah isya’. sekalipun shalat isya’ dijamak taqdim dengah shalat maghrib ataupun dijamak ta’khir pada pertengahan malam. adapun shalat malam dan shalat witir sebelum isya’, itu tidak sah menurut pendapat yang rajih.
Mengenai pembagian sepertiga malam dimulai setelah shalat Isya atau sekitar pukul 19:00 sampai pukul 22:00, sepertiga malam yang kedua mulai dari pukul 22:00 sampai dengan 01:00 dan sepertiga malam yang terakhir muali dari pukul 01:00 sampai dengan waktu subuh.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwasallam pernah tidak melaksanakan shalat tahajud pada malam hari dikarenakan beliau salallahu ‘alaihiwasallam ketiduran dan beliau shalallahu ‘alaihiwasallam melaksanankannya di siang hari sebagaimana hadits yang artinya:
“Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Apabila Rasulullah ketiduran atau kurang sehat untuk melaksanankan shalat lail. Maka beliau shalat pada siang hari dengan duabelas rakaat”(HR. Muslim)
Tetapi, melaksanakan shalat tahajud pada siang hari karena tertinggal dimalam harinya hanya di khususkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam saja dikarenakan shalat malam hukumnya wajib bagi beliau shallahu ‘alaihiwasallam dan sunnah muakkadah bagi umatnya.
Jumlah Rakaat Shalat Tahajud
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah melaksanakan shalat malam lebih dari sebelas rakaat baik pada bulan ramadhan atau di bulan lainnya sebagaimana disebutkan dalam shahih bukhari,muslim maupun kitab hadits lainnya.
Dari jalur Malik dari Said bin Abu said al-maqbari, dari Abu salamah bin Abdurrahman: sesungguhnya dia (Abu Salamah) memberitahukan kepada Abu Said,ia bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anha bagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam mengerjakan shalat lail? Aisyah menjawab:
"Rasulullah tidak pernah melaksanakan shalat malam lebih dari sebelas rakaat. Baik di bulan ramadhan ataupun di bulan lainnya. Beliau shalat empat rakaat jangan tanyakan bagus serta panjangnya shalat beliau,kemudian beliau shalat tiga rakaat”.(HR. Bukhari dan muslim)
Sebagian ulama berpendapat bolehnya menambah shalat lail lebih dari sebelas rakaat. barang siapa yang mengerjakan shalat lail dua puluh rakaat atau duapuluh tiga rakaat atau lebih dari itu sah saja. niscaya dia tetap mendapat pahala. Al-imam Ibnu Abdil Barr menyebutkan adanya ijma’ ulama dalam masalah ini. Beliau berkata:
"Ulama telah sepakat tentang tidak adanya batasan dalam jumlah rakaat ataupun lama dalam pelaksanaan shalat lail.ia termasuk ibadah nafilah, barang siapa yang ingin memperlama pelaksanaanya dengan jumlah rakaat yang sedikit ataupun memperbanyak rukuk dan sujud di dalamnya,maka hal itu tergantung padanya.”
Tetapi memilih pendapat yang rajih dan mengerjakan yang lebih utama merupakan tuntutan syar’i. sebagaimana telah terang tuntunan Rasulullahshalallahu ‘alaihiwasallam secara kontinyu hingga akhir hayat beliau.lalu diikuti oleh para sahabat yaitu mengerjakan shalat lail sebelas rakaat di bulan Ramadhan ataupun di bulan lainnya.
Dan tidaklah benar jika terdapat salah seorang sahabat yang membedakan jumlah rakaat shalat lail pada awal dan akhir bulan ramadhan seperti kebiasaan sebagian masyarakat sekarang. Para sahabat mengerjakan shalat lail dengan sebelas rakaat sepanjang hidup mereka.Bahkan di penghujung bulan ramadhan mereka semakin giat meningkatkan kualitas shalatnya bukan kuantitasnya.
Cara Shalat Tahajud
Pada dasarnya, gerakan atau tata cara sholat tahajud pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain.
Niat shalat tahajud dapat dilakukan di dalam hati atau juga dapat dilafalkan. Niat shalat tahajud adalah “Ushallii sunnatat-tahajudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”. Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”
Melakukan sholat sunnah tahajud, kemudian melakukan gerakan sholat seperti biasa mulai dari takbir hingga salam. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 rakaat (setiap 2 rakaat salam). Pada rakaat pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjjutkan dengan surah lainnya. Pada rokaat kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.
Adapun surat yang disunnahkan dibaca dalam shalat Tahajud setelah membaca surat al-fatihah adalah adalah; 1) Pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah, membaca Surat Al-Baqarah ayat 284-286. 2) Pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah, membaca surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Numun juka belum hafal surat-surat tersebut, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.
Setelah selesai mengerjakan shalat Tahajud, perbanyaklah membaca istigfar dan dzikir kepada Allah SWT serta memohon kepada-Nya, kemudian membaca doa sesuai keinginan kita.
Doa Setelah Shalat Tahajud
Apabila Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat Tahajud, lalu berdoa seperti berikut:
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: “Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembahkecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.
Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail
Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini:
1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, "Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan."
4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.
Demikianlah postingan kali ini tentang Panduan Lengkap Tata Cara Melaksanakan Shalat Tahajud, semoga bermanfaat.