Dalam keberagamaan sudah barang tentu setiap agama mempunyai tempat-tempat ibadah untuk melakukan penyembahan kepada tuhan yang maha kuasa dengan keyakinan yang dipercayai oleh umatnya masing-masing. Selain sebagai tempat penyembahan, tempat ibadah juga mempunyai fungsi yang lain, seperti tempat belajar, tempat berkumpul untuk membicarakan kepentingan umat, dan yang saat ini paling ramai bagi travelers adalah tempat wisata religi.
Pilihan traveling ke tempat ibadah selain sebagai proses untuk mengenal sang pencipta alam semesta, wisata religi juga menambah pengetahuan akan tradisi dan budaya beragama suatu daerah. Indonesia memliki ribuan pulau, dan diantara pulau-pulau yang indah itu, ada banyak yang dihuni oleh masyarakat yang beragama sekaligus berbudaya dengan tradisi masyarakatnya yang berbeda-beda.
Tak dapat kita pungkiri bahwa agama bersentuhan dengan kebudayaan manusia, sehingga model keberagamaan biasanya berbeda-beda dalam hal kehidupan sosial kemasyarakatan, sedangkan untuk ibadah yang berhubungan langsung dengan Tuhan sudah diatur secara mutlak dalam kitab-kitab suci. Kita ambil contoh di sini adalah tradisi dalam perayaan hari-hari besar keagamaan. Di setiap daerah yang ada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tradisi yang berbeda dan beragam dalam merayakan hari raya.
Indonesia sebagai Negara yang multi-kultur dan plural, sudah selayaknya dibangun di atas fondasi yang dalam bahasa orang Maluku disebut sebagai pela gandong atau basudara. Indonesia tidak bisa dibangun dengan paham mono-religi, mono-kultur, dan mono-mono yang lain, karena kemerdekaan dan kepemilikikan bangsa ini tidak berasal dari satu komunitas saja, tetapi semuanya mempunyai andil dalam perebutan kemerdekaan. Begitu pula dengan pembangunan bangsa ini yang melibatkan seluruh kompenan masyarakat yang ada di dalamnya.
Untuk mengenal langsung keberagaman kultur setiap daerah yang dibekukkan dalam bentuk arsitektur bangunan, maka sebaiknya kita melakukan sedikit penjelajahan langsung menuju ke lokasi di mana tempat tersebut berada.
Salah satu arsitektur bangunan tempat ibadah yang ada di kota Ambon adalah Masjid Raya Al-Fatah Ambon. Masjid yang direnovasi pada tahun 2010 silam ini berdiri kokoh di jalan Sultan Baabullah, Kel. Honipopu, Kec. Sirimau Kota Ambon.
Masjid yang bergaya aritektur arab ini, dibuka secara umum kepada semua orang untuk berwisata ke sana, dengan ketentuan menggunakan pakaian sopan yang sesuai dengan budaya timur. Biasanya yang menggunakan pakaian tidak sopan akan langsung ditegur dan dipersilahkan keluar oleh pihak keamanan atau pengurus masjid yang bertugas di sana. Ketentuan ini berlaku agar menjaga keluhuran dan keagungan masjid sebagai tempat ibadah.
Masjid Al-Fatah terletak tidak jauh dari pusat kota dan pusat perbelanjaan. Bersebelahan langsung dengan pelabuhan, sehingga bagi kawan-kawan traveler yang hanya transit dengan kapal laut di pelabuhan Yos Sudarso Ambon bisa menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke masjid terbesar di Maluku ini.
Untuk yang sering traveling dengan pesawat, perjalanan dari bandara pattimura menuju ke masjid raya sudah sangat mudah. Di bandara ada ojek, angkutan umum, dan taksi bandara yang siap mengantar anda dengan jarak tempuh tidak terlalu lama, karena sudah diperpendek dengan hadirnya jembatan merah putih.
Salah satu budaya Islam Nusantara yang ada di Masjid Raya Al-Fatah Ambon adalah bedug yang diletakkan diteras Masjid. Bedug dipukul dengan irama tertentu untuk menandakan masuknya waktu sholat.
Tunggu apa lagi #AyoKeMasjidAlFatahAmbon #AyoKeMaluku #MariKatongBasudara