Coretanzone.id - Al-Quran banyak menjelaskan tentang macam-macam persaudaraan atau dalam bahasa arab disebut sebagai ukhuwah, diantaranya adalah persuadararaan dalam kemanusiaan, persaudaraan dalam kebangsaan, persaudaraan dalam aqidah. Salah satu persaudaraan dalam hal ini adalah orang-orang yang sudah bertaubat dari dosa dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat at-Taubah ayat 11.
Terjemahnnya: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. (QS. At-Taubah/9:11)
Orang-orang yang beriman kepada Allah memiliki hubungan persaudaraan yang sangat kuat, sehingga jika ada kerenggangan atau terputusnya tali silaturahmi akibat dari suatu masalah, maka harus didamaikan atau diperbaiki dengan tujuan untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 10 sebagai berikut.
Terjemahannya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat/49: 10)
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu berpegangan pada tali agamaNya. Maksudnya adalah dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya sebagaimana yang telah ada dalam syariat Islam. Allah sangat melarang kepada umat Islam untuk bercerai berai, sehingga semua umat Islam sudah seharusnya bersatu sebagai satu kesatuan yang kuat. Dalam al-Quran Allah swt berfirman
Terjemahannya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran/3:103)
Ayat di atas menjelaskan tentang keadaan masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam hidup bermusuhan antara satu dengan yang lainnya atau antara satu suku dengan suku yang lainnya, seperti yang terjadi pada suku aus dan khazraj. Lalu kemudian setelah datangnya Islam, maka masyarakat yang sebelumnya menyembah berhala kemudian menyembah Allah, lalu Allah mempersatukan hati mereka melalui Rasulullah saw.
Tak ada satu orangpun di dunia ini yang mampu mempersatukan satu hati manusia kecuali dengan kehendak Allah. Hal ini dijelaskan dalam ayat al-Quran berikut.
Terjemahannya: dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (al-Anfal/8: 63)
Dalam ayat di atas Allah dengan tegas menyatakan bahwa, walaupun kita telah membeli segala macam hal kemewahan yang ada di dunia ini untuk digunakan sebagai perantara dalam mempersatukan hati manusia, namun jika belum menjadi kehendak Allah maka hal itu tidak akan bisa terjadi. Tetapi jika sudah menjadi kehendak Allah maka, tanpa harus membelanjakan kekayaan di dunia ini, manusia hatinya akan bersatu. Dengan demikian maka, di sinilah letak kemaha kuasnaan Allah dan kemaha bijaksanaanNya dalam mengatur kehidupan makhluk hidupNya.
Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan persaudaraan yag hakiki, yaitu persaudaraan tanpa rasa benci dan dendam, sehingga yang ada hanyalah rasa kasih sayang antara satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana dalam surat Al-Hijr ayat 47 sebagai berikut.
Terjemahannya: Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Q.S. Al-Hijr: 47)
Persaudaraan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya adalah bentuk reprsentasi dari lenyapnya segala rasa dendam yang tersimpan di dalam hati, sehingga manusia akan bersama-sama berkumpul untuk membicarakan tentang hajat bersama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Persaudaraan dalam hubungan nasab dalam al-Quran dijelsakan sebagai berikut.
Terjemahannya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa: 23)
Pernikahan dalam Islam diatur secara sempurna, sehingga orang tidak bisa menikah dengan saudara kandungnya sendiri, atau menikah dengan mertuanya sendiri. Hal ini diatur agar manusia hidup sebagaimana kodratnya sebagai sebaik-baik ciptaan.
Demikianlah penjelasan singkat tentang ayat-ayat al-Quran tentang persaudaraan. Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat al-quran yang menjelaskan tentang persaudaraan, namun karena keterbatasan penulis maka, hanya ini yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.
فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ فَإِخۡوَٰنُكُمۡ فِي ٱلدِّينِۗ وَنُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ
Terjemahnnya: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. (QS. At-Taubah/9:11)
Orang-orang yang beriman kepada Allah memiliki hubungan persaudaraan yang sangat kuat, sehingga jika ada kerenggangan atau terputusnya tali silaturahmi akibat dari suatu masalah, maka harus didamaikan atau diperbaiki dengan tujuan untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 10 sebagai berikut.
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Terjemahannya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat/49: 10)
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu berpegangan pada tali agamaNya. Maksudnya adalah dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya sebagaimana yang telah ada dalam syariat Islam. Allah sangat melarang kepada umat Islam untuk bercerai berai, sehingga semua umat Islam sudah seharusnya bersatu sebagai satu kesatuan yang kuat. Dalam al-Quran Allah swt berfirman
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Terjemahannya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran/3:103)
Ayat di atas menjelaskan tentang keadaan masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam hidup bermusuhan antara satu dengan yang lainnya atau antara satu suku dengan suku yang lainnya, seperti yang terjadi pada suku aus dan khazraj. Lalu kemudian setelah datangnya Islam, maka masyarakat yang sebelumnya menyembah berhala kemudian menyembah Allah, lalu Allah mempersatukan hati mereka melalui Rasulullah saw.
Tak ada satu orangpun di dunia ini yang mampu mempersatukan satu hati manusia kecuali dengan kehendak Allah. Hal ini dijelaskan dalam ayat al-Quran berikut.
وَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡۚ لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا مَّآ أَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّهُۥ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Terjemahannya: dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (al-Anfal/8: 63)
Dalam ayat di atas Allah dengan tegas menyatakan bahwa, walaupun kita telah membeli segala macam hal kemewahan yang ada di dunia ini untuk digunakan sebagai perantara dalam mempersatukan hati manusia, namun jika belum menjadi kehendak Allah maka hal itu tidak akan bisa terjadi. Tetapi jika sudah menjadi kehendak Allah maka, tanpa harus membelanjakan kekayaan di dunia ini, manusia hatinya akan bersatu. Dengan demikian maka, di sinilah letak kemaha kuasnaan Allah dan kemaha bijaksanaanNya dalam mengatur kehidupan makhluk hidupNya.
Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan persaudaraan yag hakiki, yaitu persaudaraan tanpa rasa benci dan dendam, sehingga yang ada hanyalah rasa kasih sayang antara satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana dalam surat Al-Hijr ayat 47 sebagai berikut.
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
Terjemahannya: Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Q.S. Al-Hijr: 47)
Persaudaraan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya adalah bentuk reprsentasi dari lenyapnya segala rasa dendam yang tersimpan di dalam hati, sehingga manusia akan bersama-sama berkumpul untuk membicarakan tentang hajat bersama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Persaudaraan dalam hubungan nasab dalam al-Quran dijelsakan sebagai berikut.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Terjemahannya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa: 23)
Pernikahan dalam Islam diatur secara sempurna, sehingga orang tidak bisa menikah dengan saudara kandungnya sendiri, atau menikah dengan mertuanya sendiri. Hal ini diatur agar manusia hidup sebagaimana kodratnya sebagai sebaik-baik ciptaan.
Demikianlah penjelasan singkat tentang ayat-ayat al-Quran tentang persaudaraan. Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat al-quran yang menjelaskan tentang persaudaraan, namun karena keterbatasan penulis maka, hanya ini yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.