Persaudaraan merupakan salah satu hal yang pokok dalam Islam. Persaudaraan dapat dilihat dari beberapa segi. Selain persaudaraan karena pertalian darah, ada beberapa bentuk persaudaraan, seperti persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan sebangsa dan setanah air, dan persaudaraan kemanusiaan. Olehnya itu maka Rasulullah sangat menekankan persoalan persaudaraan dalam hubungan sesama manusia, sebagaimana yang terdapat dalam hadis-hadis berikut.
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. (H.R. Muslim)
لاَتَبَاغَضُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara (Muttafaq ‘Alaih)
Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan. (Muttafaq ‘Alaihi)
Dalam riwayat Bukhâri ada tambahan:
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalinkan jari jemari kedua tangannya.
Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak menyerahkannya (kepada musuh). (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu'man bin Basyir Radhiyallahu anhu :
Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur. (HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim)
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasa persaudaraan sesama umat Islam itu sangat penting, karena dengan itu umat Islam akan menyatu menjadi satu kesatuan yang kuat. Kalau umat Islam bercerai berai maka, akan menjadi lemah. Olehnya itu marilah kita saling mencintai dalan saling menyayangi sebagaiman seruan Rasulullah saw. dalam banyak hadinya diantaranya adalah 6 hadis Rasulullah saw. tentang persaudaraan di atas.
1. Muslim yang satu adalah suadara bagi muslim yang lain
اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى هَهُنَا. يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ : بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. (H.R. Muslim)
2. Sesama saudara jangan saling membenci
لاَتَبَاغَضُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara (Muttafaq ‘Alaih)
3. Umat Islam bagaikan bangunan yang kokoh
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan. (Muttafaq ‘Alaihi)
Dalam riwayat Bukhâri ada tambahan:
وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalinkan jari jemari kedua tangannya.
4. Sesama muslim tidak saling merendahkan
الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ لَا يخذلهُ ولا يحقره وَلَا يُسْلِمُهُ
Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak menyerahkannya (kepada musuh). (HR Bukhari dan Muslim).
5. Sesama umat Islam saling menyayangi
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu'man bin Basyir Radhiyallahu anhu :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ (وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ).
Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur. (HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim)
6. Tidak beriman seseorang yang tidak mencintai saudaranya
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasa persaudaraan sesama umat Islam itu sangat penting, karena dengan itu umat Islam akan menyatu menjadi satu kesatuan yang kuat. Kalau umat Islam bercerai berai maka, akan menjadi lemah. Olehnya itu marilah kita saling mencintai dalan saling menyayangi sebagaiman seruan Rasulullah saw. dalam banyak hadinya diantaranya adalah 6 hadis Rasulullah saw. tentang persaudaraan di atas.